Saturday, May 9, 2020

Seiring perkembangan teknologi kini sistem pengapian sudah mengalami perubahan dari mekanis atau konvensional beralih ke elektronik sehingga cara kerjanya pun berbeda dengan konvensional yang masih menggunakan platina dengan tidak menghilangkan fungsi utamanya yaitu memercikan bunga api busi pada akhir langkah kompresi yang digunakan untuk proses pembakaran di ruang bakar.
Sistem Pengapian CDI adalah salah satu macam dari berbagai jenis sistem pengapian elektronik, dan sistem pengapian CDI ini lebih banyak diterapkan pada jenis kendaraan sepeda motor.
Sebelum membahas lebih jauh kita awali dari dasar yaitu pengenalan komponen sistem pengapian CDI  

KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK CDI
Dalam sistem pengapian elektronik terdapat beberapa komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan yaitu memercikkan bunga api busi. komponenya antara lain yaitu

1. SPUL (Stator Alternator)
   Spul atau alternator terletak pada bagian bak mesin motor sebelah kiri yang berfungsi sebagai pembangkit listrik bertegangan AC (bolak-balik), dimana spul ini fungsi utamanya sebagai sistem pengisian pada aki serta mensuplai listrik ke komponen kelistrikan diantaranya penerangan lampu dan suplay arus untuk sistem pengapian CDI AC.

Pada spul motor ini terdapat beberapa gulungan yang memiliki fungsi masing masing yaitu gulungan untuk pengisian,gulungan untuk pengapian dan gulungan untuk penerangan, sehingga kabel output pada spul memiliki fungsi masing-masing jadi spul adalah gulungan stator (statis tidak berputar) yang berfungsi membangkitkan arus listrik bolak-balik (AC)

2. Magnet SPUL (Rotor Magnet)
    Magnet spul atau rotor magnet adalah bagian dari alternator, sebagai syarat agar spul dapat mengeluarkan arus listrik, maka harus ada magnet yang berputar diantara gulungan spul
pada sepeda motor magnet spul menggunakan magnet permanent, berbeda dengan alternator pada mobil yang menggunakan Elektromagnet.

lantas apa hubunganya magnet spul ini dengan sistem pengapian?
jika kita lihat pada bagian luar magnet terdapat sebuah tonjolan besi seperti timah, tonjolan itu bukan berfungsi layaknya timah balancing, melainkan sebagai tanda terjadinya pengapian serta tanda posisi piston pada saat mendekati TMA yang mana akan dibaca oleh sensor pulser.

magnet spul ini dipasang satu poros dengan poros engkol, sehingga putaranya pun searah dengan putaran mesin.

3. PULSER (Pickup coil)


Pulser atau biasa disebut pickup coil banyak dimanfaatkan pada komponen kelistrikan disekitar kita contohnya gitar listrik, buat para gitaris pasti tidak asing dengan yang namanya pickup. dimana pickup coil ini akan mengeluarkan arus listrik apabila ada besi yang bergerak disekitarnya.
pada gitar listrik senar akan bergetar diantara pickup, sehingga pickup akan mengeluarkan listrik saat senar dipetik untuk dirubah menjadi suara.


Sama halnya pickup di sepeda motor yang biasa disebut pulser, pulser akan mengeluarkan arus listrik apabila ada besi yang bergerak disekitarnya, jadi tonjolan besi pada magnet spul tadi berguna untuk mengeluarkan listrik pada pulser.
prinsip kerja pulser adalah sebuah magnet permanen yang dililit kawat, sehingga apabila ada besi yang bergerak disekitar magnet maka akan keluar listrik pada ujung lilitan.
tegangan yang dihasilkan pulser sangat kecil sekitar 0.5 volt.



Pulser sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu
1. Pulser Positif
Pulser Positif adalah Pulser yang apabila ujung paling belakang dari tonjolan magnet melewati Pulser, maka Pulser akan menghasilkan Pulsa Positif untuk diteruskan ke unit CDI



2. Pulser Negatif
Pulser Negatif adalah Pulser yang apabila Ujung paling depan dari tonjolan magnet melewati Pulser maka Pulser akan Menghasilkan Pulsa Negatif,
dari prinsip kerja itulah banyak digunakan untuk sensor-sensor pada mobil injeksi diantaranya, sensor CKP, CMP, ABS dll.




4. CDI

apa itu CDI, jadi CDI adalah kepanjangan dari (Capasitor Discharge Ignition) dimana pada CDI ini memanfaatkan beberapa komponen elektronika
yaitu Thiristor dan Capasitor yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik sementara yang nantinya akan dteruskan ke coil saat langkah kompresi.
pada sistem pengapian CDI ini banyak diterapkan pada kendaraan sepeda motor, dimana ada 2 jenis yang digunakan yaitu CDI AC dan CDI DC.
Sistem pengapian CDI AC yaitu sistem pengapian CDI yang menggunakan sumber arus bolak balik yang berasal dari altenator (spul magnet) yang berada di bagian sebelah kiri dari mesin sepeda motor, kendaraan yang menggunakan CDI AC mesin akan tetap hidup meski tanpa menggunakan accu
berbeda dengan sistem pengapian CDI DC yaitu sistem pengapian CDI yang menggunakan sumber arus searah yang berasal dari baterai (aki).

5. Coil

Buat yang pernah menservis sistem pengapian pasti pernah merasakan kesetrum kabel busi, bagaimana itu bisa terjadi sedangkan kita memegang kutup terminal accu 12 V tidak merasakan apa-apa.
inilah jawabanya jadi coil berfungsi sebagai penaik tegangan dari 12 volt DC menjadi 20.000 volt DC yang digunakan untuk memercikkan api pada busi. Tegangan besar itu hanya bersifat sesaat tidak mengalir terus yaitu pada saat ujung pulser bertemu dengan tnjolan besi pada magnet spul
yang menandakan piston berada pada langkah TMA, dimana cara kerja coil dengan memanfaatkan induksi elektromagnet pada kumparan primer, sehingga pada kumparan skunder terjadi lonjakan tegangan tinggi yang akan diteruskan ke busi.
selain kelima komponen tersebut ada juga kabel busi yang meneruskan tegangan tinggi dari coil ke busi dan busi berguna untuk menciptakan percikan bunga api.


Setelah kita tahu komponen masing masing dari sistem pengapian elektronik CDI, selanjutnya kita akan bahas tentang cara kerjanya
pada sistem pengapian CDI AC mesin tetap bisa hdup tanpa baterai, karena listriknya ngambil dari spul sebagai pembangkit listrik.



pada saat mesin distarter rotor magnet juga akan berputar searah putaran mesin dan spul akan mengeluarkan listrik menuju unit CDI, Di dalam unit CDI AC arus ini akan diubah menjadi arus arus searah DC oleh diode yang ada di dalam unit CDI yang kemudian arus ini akan disimpan sementara oleh capasitor yang letaknya juga berada di dalam unit CDI.
Capasitor ini tidak akan melepaskan arus di dalamnya sebelum SCR (Silicon Controlled Rectifier) aktif. Untuk mengaktifkan SCR maka harus mendapatkan sinyal tegangan.
signal tegangan didapatkan dari signal dari pulser. Pulser akan memberikan signal tegangan ketika tonjolan pada rotor magnet melewati pulser, yang menandakan posisi piston pada langkah TMA (kompresi)
setelah SCR di dalam unit CDI aktif maka Capasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat ke kumparan primer koil sehingga terjadi induksi pada kumparan primer koil.

Akibat induksi pada kumaparan primer maka akan menimbulkan induksi juga pada kumparan sekunder dengan tegangan sekitar 15.000 volt sampai 20.000 volt.
Tegangan tinggi pada kumparan sekunder tersebut selanjutnya digunakan untuk memercikkan bunga api pada busi untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.

Sekarang sudah paham kan tentang sistem pengapian CDI, lalu bagaimana ya cara memajukan timing pengapian pada sistem pengapian CDI ? kalian punya pendapat silahkan tulis di kolom komentar. salam otomotif

23 comments:


  1. Cara mememajukan timing pengapian denga mengubah/menggeser posisi dudukan pulser(Gilang Frans O)

    ReplyDelete
  2. Dengan cara mengubah possi pick-up sesui dengan spesifikasi cdi yang digunakan(Achamd Nizar N)

    ReplyDelete
  3. Cara mememajukan timing pengapian secara manual, dengan melakukan ubahan di area Pick Up Pulser. Efeknya untuk memajukan atau memundurkan timing pengapian untuk menyesuaikan ubahan mesin yg dilakukan. (Bagus Ervana HS)

    ReplyDelete
  4. Cara mengubahnya dengan cara menggeser dudukan pulser menyesuaikan dengan mesinnya(Syaiful anwar)

    ReplyDelete
  5. Cara mengubahmengubahnya dengan cara menggeser dudukan pulser untuk memajukan ata memundurkan timing pengapian , untuk menyesuaikan mesinya(Fajar Aditya Musthofa)

    ReplyDelete
  6. Untuk mengubah timing pengapian caranya dengan menggeser dudukan pulser menyesuaikan dengan mesinnya.(Deri Angga Prasetya)

    ReplyDelete
  7. Cara memajukan pengapian dengan cara mengubah dudukan pulser (Dany Wahyu)

    ReplyDelete
  8. Cara mengubah timing pengapian dengan cara menggeser dudukan pulser.(firnanda Hatta s)

    ReplyDelete
  9. Cara mengubah timing pengapian deengan cara menggeserkan dudukan pulser agar bisa menyesuaikan dengan mesinnya (Restu Windiagi)

    ReplyDelete
  10. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  11. Dengan cara menggeser dudukan pulser agar dapat menyesuaikan dengan mesinnya (Ridho Prayogo)

    ReplyDelete
  12. dengan cara menggeser dudukan pulser untuk menepatkan timing pengapian yang pas

    Ardha Dewa B.

    ReplyDelete
  13. Dengan cara menggeser dudukan pulser untuk memajukan atau memundurkan timing pengapian agar bisa menyesuaikan dengan mesinnya



    Dimas Fajar Utama

    ReplyDelete
  14. dengan mengubah posisi magnet,dengan cara melepas pengunci poros dan menggeser magnet sesuai timing yang diinginkan

    Dani Satriya F

    ReplyDelete
  15. Cara memajukan pengapian adalah dengan menggeser posisi pluser/pickup coil sesuai timing yang diinginkan(Moch Rizky Adi M)

    ReplyDelete
  16. Cara memajukan pengapian adalah dengan menggeser posisi pulser berlawanan dengan putaran mesin/putaran spul


    Mochammad Aldi Ferdiyanto

    ReplyDelete
  17. Cara memajukan pengapian adalah dengan menggeser posisi pulser berlawanan dengan putaran mesin/putaran spul


    Mochammad Aldi Ferdiyanto

    ReplyDelete
  18. Dengan cara menggeser posisi pulser berlawanan dengan putaran mesin/putaran spul

    EKIK PRADANA

    ReplyDelete
  19. Dengan cara menggeser dudukan pulser hingga timing pengapiannya tepat

    Mario Wijaya

    ReplyDelete
  20. Cara memajukan pengapian adalah dengan menggeser posisi pulser ke arah kanan sedikit


    Catur ilham

    ReplyDelete
  21. Cara memajukannya yaitu dengan cara menggeser dudukan puller berlawanan dg arah putaran mesin

    ReplyDelete
  22. Dengan cara menggeser dudukan pulser sehingga untuk menepatkan timing pengapian yang diinginkan

    Danang Indra Pamungkas

    ReplyDelete
  23. Mengubah timing pengapian menggeser pulser berlawanan dengan putaran mesin
    (Muhammad Gialng Hermawan)

    ReplyDelete

About Me

My Photo
Terimakasih telah berkunjung di blog kami, semoga menambah ilmu dan wawasan demi insan yang lebih baik
Powered by Blogger.

Total Pageviews

Popular Posts