Monday, August 5, 2019



Assalamualaikum wr. wb, jumpa lagi kita dalam forum diskusi kali ini banyak sahabat bertanya tentang cara membaca alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda yang sangat presisi
sebenarnya banyak sekali alat ukur salah satunya adalah Jangka sorong, kalau nama ilmiahnya Vernier Caliper, kalau orang bengkel menyebutnya sketmat. meskipun banyak nama dan sebutan tidak perlu bingung mencari tahu perbedaannya
pada intinya semua nama itu bendanya sama.

Sebelum membahas jauh tentang bagaimana cara membaca alat ukur, kita wajib tau tentang Fungsi dan bagian bagian alat ukur jangka sorong, jangan sampai salah dalam penggunaan, jika hal itu terjadi pasti terjadi kesalahan hasil dalam pengukuran atau tidak akurat.

Perlu diketahui bahwa fungsi jangka sorong itu ada 3 yaitu:
1. Mengukur Jarak/ketebalan suatu benda maupun diameter luar suatu benda
2. Mengukur Diameter dalam suatu benda
3. Mengukur kedalaman suatu benda

Sekarang anda sudah tau fungsinya, selanjutnya untuk bagian-bagian dari jangka sorong bisa dilihat pada gambar dibawah ini:


Untuk Bagian yang ditunjuk No:
1. Untuk mengukur diameter dalam, contohnya diameter dalam cincin/diameter silinder mesin
2. Untuk mengukur diameter luar benda maupun tebal benda.
3. Untuk mengunci skala geser, skala bantu, atau juga disebut skala nonius
4. Skala utama, 1 skala nilainya 1 mm
5. Ukuran kedalaman
6. Batang pengukur kedalaman

Sebelum mempelajari bagaimana cara membaca, perlu diketahui dalam hal penggunaan alat ukur ini perlu memperhatikan beberapa hal berikut:



1.Macam-macam Ketelitian jangka sorong dan Cara membacanya

a). 9/10 (0,1 mm) :
 artinya pada nilai 9 mm skala utama dibagi menjadi 10 bagian pada skala geser =  0,9 mm adalah besarnya tiap 1 skala pada skala geser atau 1 strip skala geser nilainya 0.9 mm jadi ketika garis 1 skala utama lurus dengan 1 skala geser, maka rahang telah membuka sebesar 0,1 mm itulah kemampuan jangka sorong yang hanya mampu mengukur dengan ketelitian sebesar 0.1 mm.



   Sekarang kita ambil contoh jika sekala geser kita geser kekanan, sehingga antara skala utama dan skala geser segaris maka bisa kita baca hasil pengukuranya.



Dari contoh gambar diatas maka bisa dibaca bahwa hasil pengukuran jangka sorong tersebut adalah sebesar 0,1 mm. biar lebih paham saya kasih contoh sekali lagi


 Dari gambar diatas maka hasil pengukuranya sebesar 1,7 mm, karena angka 0 pada skala geser sudah melewati 1 garis skala utama maka dihitung 1 mm, dan untuk lebihnya dibaca pada skala utama berapa yang segaris dengan skala geser, dari gambar diatas skala yang segaris adalah 7, jadi hasil pengukuranya 1,7 mm


b). 19/20 & 39/20 (0,05 mm) :
 artinya pada nilai 19 mm skala utama dibagi menjadi 20 bagian pada skala geser =  0,95 mm adalah besarnya tiap 1 skala pada skala geser atau 1 strip skala geser nilainya 0.95 mm jadi ketika garis 1 skala utama lurus dengan 1 skala geser, maka rahang telah membuka sebesar 0,05 mm itulah kemampuan jangka sorong yang mampu mengukur lebih teliti jika dibanding dengan ketelitian sebesar 0.1 mm.


Sekarang saya kasih contoh bagaimana cara membaca jangka sorong dengan ketelitian 0.05 mm dengan skala pembagi 19/20 perhatikan gambar dibawah ini.


Contoh diatas dapat dibaca bahwa nilai 0 pada skala geser telah melewati angka 2 mm, untuk lebihnya dilihat skala yang segaris adalah 17 mm pada skala utama dan 15 strip pada skala geser, hasil perhitunganya adalah 2 mm, (15 skala geser x ketelitian 0,05 mm = 0,75 mm) jadi hasil pengukuranya adalah 2,75 mm.

Biar lebih cepat dalam membaca bisa dilihat pada skala geser mana yang segaris, jika dilihat pada gambar tersebut akan gampang sekali bahwa skala yang segaris adalah 75 jadi hasil pengukuranya 2,75 mm, maka dapat disimpulkan bahwa setiap 1 skala geser bernilai 0.05 mm, 2 skala maka 0,10 mm, 3 skala 0,15 mm, dst berkelipatan 0,05 mm, jadi mustahil jika dalam menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm, terdapat hasil berkelipatan selain 0.05 mm, misalnya 2,53 mm, 3,32 mm. jika terdapat hasil pengukuran 2 angka dibelakang nol selain kelipatan 5 pasti salah dalam pengukuran.

Dari contoh ketelitian jangka sorong diatas terlalu berhimpit antar skala pada skala geser, yang membuat pembaca kadang kurang teliti mana skala yang segaris antara skala utama dan skala geser.
maka dibuatlah skala pembagi yang lebih besar dengan ketelitian yang sama yaitu 0,05 mm dengan membagi 39/20 yang artinya 39 mm pada skala utama dibagi 20 bagian pada skala geser, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah:



Biar lebih tau perbedaan antara hasil pengukuran jangka sorong dengan keteliatian 0,05 mm dengan hasil pembacaan sebesar 2,75 mm antara pembagian skala 19/20 dan 39/20 bisa dilihat pada gambar dibawah.



c). 49/50 (0,02 mm)
 artinya pada nilai 49 mm skala utama dibagi menjadi 50 bagian pada skala geser =  0,98 mm adalah besarnya tiap 1 skala pada skala geser atau 1 strip skala geser nilainya 0.98 mm jadi ketika garis 1 skala utama lurus dengan 1 skala geser, maka rahang telah membuka sebesar 0,02  mm kemampuan jangka sorong yang paling teliti jika dibandingkan dengan jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm & 0.05 mm




Berikut adalah contoh pengukuran dalam menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm.



Hasil pengukuran contoh diatas hasil pengukuran sebesar 4,38 mm sehingga dari Contoh diatas maka cara pembacaannya adalah setiap 1 skala yang segaris pada skala geser bernilai 0.02 mm dalam hal ini 2 angka dibelakang koma berkelipatan 2, jadi tidak mungkin terdapat hasil pengukuran 4,33 mm, 4,35 mm yang mana 2 angka dibelakang koma bernilai ganjil, karena ketelitian jangka sorong ini adalah 0,02 mm.


KESIMPULAN
Jadi Semakin teliti kemampuan mengukur suatu jangka sorong akan menghasilkan nilai yang lebih akurat, namun memiliki kekurangan jika suatu jangka sorong dibuat semakin teliti akan menyebabkan banyaknya pembagi skala pada skala utama kita ambil contoh saja apabila kita membuat skala jangka sorong dengan ketelitian 0.01 mm, secara hitungan maka 99 mm pada skala utama terbagi 100 skala pada skala geser sehingga 99 mm : 100 mm = 0.99 mm, jadi ketika 1 garis skala utama jangka sorong bertemu 1 skala geser, maka rahang jangka sorong membuka sebesar 0.01 mm. Jadi untuk membuat alat ini pastinya jangka sorong tersebut terlalu besar dan panjang karena dalam skala gesernya saja terdapat 100 skala, agar dapat menghasilkan ketelitian super akurat dengan nilai 0.01 mm.
Untuk mengatasi hal itu maka dibuatlah alat ukur yang bernama Micrometer dengan berbagai macam ketelitian hingga 1/1000 mm atau 0,001 mm.

Friday, August 2, 2019

        Sedikit cerita dari pengalaman saya kemaren ketika mengendarai skuter matic milik sahabat saya, lama tak pernah diservis kini mulai terasa gejala-gejala kerusakan khususnya dibagian penggerak roda
gejala itu timbul saat saya mulai menggeber dijalan tanjakan dan benar dibagian CVT matic motor milik teman saya terdengar suara mendencit.
saat itu juga saya berpikir mungkin V-beltnya slip, setelah saya sampai rumah dan membuka cover CVT nampaknya kampas kopling sentrifugalnya mulai aus dan menipis, karena pada bagian pulley belakang atau orang biasa menyebut mangkok kopling itu sudah terlihat membiru
memang motor matic milik teman saya ini jarang sekali diservis, yang penting bisa jalan.
Saat itu juga teman saya meminta saya untuk memperbaikinya sempat saya mau menolak karna tidak punya alat untuk membuka dibagian kopling,

        karna terlanjur membuka cover CVT nya, saya memutuskan untuk menyervis CVT matic teman saya dengan SST hasil buatan sendiri, yah meskipun hasilnya tidak sebagus yang dijual di toko-toko
tetapi fungsinya juga tidak kalah dengan yang dijual di toko, dari pengalaman saya diatas saya mau berbagi pengalaman bagaimana cara membuat sendiri SST penahan kopling CVT
seperti apa sih alatnya?untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini:


Sebelum membahas bagaimana cara membuatnya, saya mencoba untuk menjelaskan untuk apa sih alat itu? jadi alat itu termasuk dalam kategori alat spesial tool yang mana fungsinya untuk menahan mangkok CVT agar tidak ikut berputar saat Mur pengaitnya dilepas, begitu juga saat pemasangan untuk mengencangkan murnya mangkok CVT perlu ditahan agar tidak ikut berputar.

Nah sekarang sudah tau kan apa fungsinya alat itu dan untuk membuat alat tersebut kalian perlu menyiapkan bahan & juga peralatan diantaranya
untuk bahanya:
1. Plat besi tebal 4 mm, Lebar 15 mm, panjang 25 cm. ( 2 buah)
2. Baut ukuran 8 mm
3. Pin dengan diameter 8 mm (2 buah)
4. Pipa besi 3/4"

Peralatanya:
1. Bor 6 mm
2. Las listrik
3. Palu & Grinda tangan.

Proses pengerjaan:
1. Pukul plat dengan palu, sehingga plat membentuk sebuah lengkungan, agar dapat membengkok bisa digrinda sedikit.

2. Buat celah pada plat dengan cara menekuk plat dan menyambungkan dengan las.


3. Buat dudukan baut penyetel lebar rahang, serta las Mur 10 mm sebagai ulir baut penyetel


4. Rakit kedua plat yang sudah dibentuk, kemudian beri lubang dengan cara mengebor lubang tadi akan digunakan sebagai tumpuan rahang, juga jangan lupa untuk membuat lubang pin penahan


5. Pasang kedua pin dengan cara las pada ujung rahang, setelah itu sambungkan pipa besi 3/4" sebagai handle alat.



Nah sudah jadi kan, kini tak perlu ada alasan lagi tak punya alat penahan kopling CVT matic kalian, karna kalian bisa membuatnya sendiri dirumah..
Silahkan tulis dikomentar apabila ada pertanyaan...? semoga bermanfaat jangan lupa untuk terus berkarya..
Salam Kuku Hitam...



About Me

My Photo
Terimakasih telah berkunjung di blog kami, semoga menambah ilmu dan wawasan demi insan yang lebih baik
Powered by Blogger.

Total Pageviews

Popular Posts